Kamis, 06 Januari 2011

Abraham memberitakan kematian Yesus di gunung Moria

FajarYehuda
6 Januari 2011
Judul artikel: ABRAHAM BERNUBUAT MENGENAI KEMATIAN YESUS KRISTUS


DAFTAR ISI:
I.Iman Abraham diuji Allah
II.Korban tebusan yang disediakan dari pihak Allah
III.Anak Domba Allah yang menebus dosa seluruh umat manusia


===============================================================================
===============================================================================

I.IMAN ABRAHAM DIUJI ALLAH

Firman-Nya: “Ambilah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,”
(Kejadian 22: 2)


Kejadian 22: 1-19 berjudul Kepercayaan Abraham diuji. Allah menguji iman dan kesetiaan Abraham dengan memerintahkannya untuk mengorbankan anak satu-satunya, yaitu Ishak. Allah berfirman kepadanya: “Ambilah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kej. 22: 2). Allah memerintahkan Abraham untuk membawa Ishak ke gunung di Moria untuk dikorbankan, tetapi ketika sampai disana Ishak bertanya: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi dimanakah anak domba untuk untuk korban bakaran itu?” (Kej. 22: 7), kemudian Abraham menjawab: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” (Kej. 22: 8).

Abraham percaya bahwa Allah akan mampu untuk bertindak dengan menyediakan seekor anak domba sebagai ganti nyawa Ishak, dan ia juga percaya bahwa perintah Allah harus dilaksanakan sekalipun ia harus kehilangan Ishak. Agaknya Abraham tetap berkeyakinan untuk melaksanakan perintah Allah tersebut sekalipun ia percaya bahwa Allah dapat melakukan segala hal untuk menyelamatkan Ishak. Keteguhan iman Abraham terhadap perintah Allah sangat terihat jelas ketika ia mendirikan mezbah, menyiapkan kayu bakar, mengikat Ishak lalu meletakkannya diatas mezbah dan tumpukan kayu bakar itu, akhirnya Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.(Kej. 22: 9-10).

Berdasarkan informasi-informasi diatas, kita dapat memahami bahwa sesungguhnya Abraham menyatakan pernyataan iman yang sungguh sangat luar biasa ketika ia berkata: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” (Kej. 22: 8). Allah memang memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya tetapi Allah tidak pernah mengatakan apapun kepadanya mengenai korban tebusan pengganti Ishak, yang adalah seekor anak domba. Pada akhirnya, Allah mengetahui bahwa sekalipun Abraham percaya bahwa Dia dapat menggantikan Ishak dengan korban tebusan yang lain, namun ia tetap akan berniat menyembelih anaknya yang tunggal itu.

“Iman adalah dasar dari sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. (Ibrani 11: 1)

Ketika Allah melihat tindakan Abraham yang akan segera menyembelih anaknya itu, Allah berseru dan berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” (Kej. 22: 11-12). Abraham percaya bahwa Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya, Namun dia juga percaya ada rencana yang indah dibalik perintah ilahi-Nya yaitu untuk mengorbankan Ishak, anak tunggalnya itu, oleh sebab itu dia tidak bimbang sama sekali ketika memang pisau ditangannya. Dan oleh karena imannya yang sudah teruji maka Allah menjawab perkataan iman Abraham yang berkata: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” (Kej. 22: 8).

Dalam ayat yang ke 13 dan 14, akhirnya kita membaca bahwa Abraham menemukan seekor anak domba jantan di belakangnya yang tanduknya tersangkut dalam belukar, lalu ia mengambil anak domba itu dan mengorbankannya kepada Allah pengganti anaknya, Ishak. Dan yang menariknya adalah Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; dan akhirnya tempat itu dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalan-Ku demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. (Yesaya 55: 8-9)


II.KORBAN TEBUSAN YANG DISEDIAKAN DARI PIHAK ALLAH

Abraham menamai tempat itu “TUHAN menyediakan” (Jehovah-jireh) dan sejak saat itu orang mengatakan bahwa di atas gunung TUHAN, akan disediakan. Abraham menyadari bahwa Allah telah menyediakan seekor anak domba untuk menebus seorang nyawa Ishak, anaknya. Inti rohani dari peristiwa itu adalah Allah menyediakan korban tebusan yang tak bercacat cela yaitu anak domba jantan sebagai korban pengganti bagi seorang manusia.

Jadi, korban tebusan bagi manusia hanya dapat disediakan oleh Allah sendiri, bukannya dari pihak manusia. Dalam perjanjian lama, Allah memerintahkan para imam Israel untuk menyediakan hewan-hewan korban yang tak bercacat cela untuk dikorbankan setiap tahunnya di hadapan TUHAN dan jemaah Israel. Namun, sebenarnya ritual-ritual pengorbanan hewan itu tidak dapat menebus seluruh dosa bangsa Israel, apalagi seluruh dosa manusia (Non-Israel). Kita harus mengerti bahwa korban-korban sembelihan yang para imam Israel korbankan setiap tahun disediakan oleh tangan-tangan manusia.

Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa, setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menhapus dosa.
(Ibrani 10: 2-4)


Korban tebusan yang disediakan oleh Allah sebenarnya telah dimulai di Taman Eden, yaitu ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Allah menyediakan korban hewan di Taman Eden lalu Dia mengenakan kulit dari hewan korban itu kepada Adam dan Hawa sebagai pakaian (baca Kej. 3: 21). Kasih Allah dinyatakan ketika Allah MENGENAKAN pakaian kulit hewan itu ke badan Adam dan Hawa. Wow… betapa besar perhatian dan kasih-Nya terhadap Adam dan Hawa yang baru saja memberontak melawan firman-Nya. sekalipun Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa dan persekutuannya dengan Allah harus berakhir di Taman Eden, namun Allah tetap menyediakan kasih-Nya melalui inisiatif tindakan yang dilakukan-Nya sendiri, yaitu menyediakan hewan korban untuk Adam dan Hawa. Allah selalu merancangkan sesuatu yang dashyat bagi kita!

Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
(Kejadian 3: 21)


Mengapa korban persembahan Habel diterima oleh Allah? Persembahan Habel diterima oleh Allah bukan karena persembahannya adalah berupa hewan sedangkan persembahan Kain ditolak Allah karena berupa hasil pertanian. Allah menerima persembahan Habel karena ia mempersembahkannya dengan iman. Iman yang bagaimana? Habel menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa dan hanya oleh kasih Allah-lah ia beroleh pengampunan karena ia percaya bahwa keselamatan hanya datang melalui tindakan pengorbanan yang Allah sediakan sendiri. Jadi, persembahan Habel didasarkan oleh iman bahwa “TUHAN menyediakan” bukannya “aku menyediakan”.

Tetapi, Kain mempersembahkan korban persembahannya kepada Allah hanya didasarkan pada usaha dan kerja kerasnya sendiri. Kain mempersembahkan korbannya karena kerja kerasnya, ia berusaha dengan keras untuk dapat menyediakan keselamatan bagi dirinya sendiri melalu korban persembahannya itu. Jadi, persembahan Kain di dasarkan pada “aku menyediakan”. Sekalipun mereka berdua secara lahiriah terlihat bersama-sama menjalankan ibadah tetapi ternyata sikap iman mereka sangat berbeda di hadapan Allah. Habel percaya bahwa keselamatan dan penebusan dosa hanya dapat disediakan dari inisiatif Allah tetapi Kain meyakini bahwa oleh manusia dapat memperoleh keselamatan dan penebusan dosa melalui usaha-usaha ibadahnya. Pada akhirnya, Allah melihat iman Habel dan Dia mengindahkan Habel dan persembahannya itu (Kej. 4: 4). Dalam Alkitab terjemahan KJV ditulis “And the LORD had respect unto Abel and to his offering”. (Genesis 4:4).

Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
(Yakobus 2: 22)


Berdasarkan Oxford dictionary, kata “respect” (N) berarti a feeling of admiration for somebody/something because of their good qualities or achievements. Jadi, Allah memiliki perasaan kagum/bangga/takjub/ kepada Habel dan persembahannya itu karena kualitas iman Habel dan persembahanya. Mengapa persembahannya juga? Karena Habel memberikan yang terbaik dari hasil ternaknya. Anak sulung memiliki arti yang terutama dan utama, dan lemak-lemaknya berarti yang terbaik dari segala yang baik. Habel mempersembahkan anak sulung ternaknya dan membiarkan lemak-lemaknya terbakar api. Kualitas persembahan Habel adalah tampilan lahiriah dari kualitas rohaniah iman Habel, bukan sebaliknya. Inilah yang disebut sebagai iman yang disertai dengan perbuatan. Sikap iman yang benar akan melahirkan tindakan yang benar. Jadi, banyak orang yang menjalankan riual-ritual dan kewajiban-kewajiban agamanya secara lahiriah tetapi mereka belum tentu memiliki sikap iman yang benar.
kesimpulannya adalah, Iman yang dimiliki Habel adalah iman yang dimiliki oleh Abraham. Kedua tokoh iman ini percaya bahwa pihak Allah-lah yang menyediakan korban tebusan bagi manusia. Dan oleh karena dasar iman itulah mereka melakukan apa yang dikehendaki Allah tanpa bimbang.

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
(Ibrani 11: 4)



III.ANAK DOMBA ALLAH YANG MENEBUS DOSA SELURUH UMAT MANUSIA

Dalam Perjanjian lama, segala ritual-ritual pengorbanan yang dilakukan para imam Israel berdasarkan ketetapan hukum Taurat hanyalah sebuah simbol dari korban tebusan agung yang telah dipersiapkan Allah di dalam ke-Mahakuasaan-Nya. “TUHAN menyediakan”, inilah kata kunci untuk korban tebusan sempurna yang akan membawa manusia kembali kedalam PERSEKUTUAN dengan Allah. Korban sempurna itu adalah Sang Anak Domba Allah, yaitu Yesus Kristus (Isa Almasih). Yohanes pembabtis adalah nabi yang diutus Allah untuk memberi kesaksian tentang Sang Mesias yang dijanjikan. Dalam Yoh. 1: 36, kita membaca bahwa ketika Yohanes pembabtis melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak Domba Allah!”

Inilah kabar baik yang disediakan oleh Allah diatas gunung Moria: Keselamatan dan pengampunan seluruh dosa manusia melalui darah Sang Anak Domba. Allah telah memberitakan pengorbanan Yesus sejak zaman Adam, Abraham, Musa dan para hamba Tuhan lainnya di dalam Perjanjian Lama. Berita dalam Perjanjian lama itu berbunyi: “Allah menyediakan”. Kemudian berita itu menjadi genap di dalam Sang Anak Domba Allah. Iman Habel, Abraham, Musa, dan para nabi lainnya mengarah kepada iman di dalam nama Yesus Kristus. Mengenai para saksi-saksi iman tersebut, Kitab Suci mengatakan: “Sebab Allah telah menyediakan sesuatu bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.”(Ibrani 11: 40). Maksudnya adalah orang-orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya adalah umat yang menyempurnakan iman Habel, Abraham, Musa dan para nabi lainnya dalam Perjanjian Lama.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3: 16)

Yesus pernah berkata kepada orang-orang Yahudi,: Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” (Yoh. 8: 56). Maksudnya adalah Abraham melihat jauh ke masa depan yaitu saat ketika Sang Anak Domba yang akan disediakan Allah datang ke dunia, dan Abraham telah melihatnya dan ia bersukacita.

Gunung Moria adalah lokasi yang diberi nama “TUHAN menyediakan” oleh Abraham, sebab Allah telah menyediakan seekor anak domba jantan sebagai korban tebusan nyawa seorang manusia, Ishak. Gunung Moria adalah lokasi dimana Daud membangun membangun mezbah bagi Allah dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sebab di tempat itu, Allah akan menyediakan pengampunan atas tulah yang akan mengancam nyawa penduduk Yerusalem (1 Taw. 21: 17-30). Kemudian raja Salomo membangun Bait Suci di tempat mezbah itu dibangun (2 Taw. 3: 1). Bait Suci adalah lambang PERSEKUTUAN antara Allah dan manusia di muka bumi.

Yesus Kristus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. (Roma 3: 25)

Kurang lebih 1700 tahun setelah Abraham kemudian, di lokasi yang sama, di gunung Moria, di Yerusalem, Allah menyediakan Sang Anak Domba yang disediakan Allah, yaitu Yesus Kristus sebagai korban tebusan bagi seluruh dosa-dosa umat manusia. “TUHAN menyediakan”, inilah iman Abraham ketika dia melihat jauh ke masa depan mengenai segala hal yang akan segera di sediakan Allah di lokasi yang sama, yaitu korban tebusan agung untuk menebus dosa-dosa manusia. Lebih dari 950 tahun setelah pembangunan Bait Suci oleh Salomo di gunung Moria, di Yerusalem, Allah menyediakan akses langsung ke dalam PERSEKUTUAN dengan Allah melalui iman kepada pengorbanan tubuh Sang Anak Domba yang tersalib, yaitu Bait Suci sorgawi. Jadi di dalam iman kepada Yesus Kristus, Allah telah menyediakan keselamatan dan pengampunan segala dosa dan yang lebih penting adalah PERSEKUTUAN. Oleh sebab itu sebagai orang yang beriman kepada kasih setia TUHAN yang telah menyediakan jaminan masuk ke dalam kerajaan surga, kita harus giat hidup dalam kebenaran dan kekudusan dalam dunia yang sementara ini. Kita harus mengerjakan keselamatan yang telah diberikan-Nya dengan cuma-cuma, berakar di dalam ajaran kasih-Nya dan berbuah, yaitu menghasilkan segala perbuatan baik yang dikerjakan dari sikap iman yang benar untuk memuliakan Allah dengan tubuh kita.

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Oleh karena engkau berharga dimata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau (Yesaya 41: 10, 43: 4)


TUHAN Yesus memberkati kita semua… God loves us, my friends 